Sunday, June 3, 2007

Keumuman & Kaidah

Dalam perjalanan pulang usai acara hajatan, Pak Lurah Hasan terlibat perbincangan dengan Pak Soleh, yaitu tentang ucapan /alhamdu/ dalam bacaan hamdalah. Karena tak mau kalah, dia balik bertanya, “Kalau mau sreg bagaimana kalau tanya ke Heru, calon menantuku, dia pintar ngaji!” Pak Soleh langsung menjawab, “Lho, saya yang ngajari juga dia kok?” Keduanya langsung menghampiri si ustadz muda, Heru.

Pak Hasan berkata, “Nak Heru, bukankah membaca /alhamndu/ itu sudah benar, iya ‘kan?”. “Ya, kebanyakan orang membacanya begitu,” jawab si Heru. Mendengar hal tersebut Pak Hasan dengan girang langsung berkata kepada temannya, “Lho la memang seperti to.”
Setelah Pak Hasan tiba di rumahnya dan memisahkan diri dari rombongan, Pak Soleh lalu bertanya si Heru, “Eh… Mas Heru saya kok bingung, bukankah lusa Anda yang mengajari /alhamdu/?” Si Heru menjawab, “Wah saya tidak berani, saya hanya berkata kebanyakan orang membacanya begitu, dan padahal kebanyak orang tersebut kurang tepat”. Pak Soleh, “O… begitu ya, sungkan ya? hehe…”. 

No comments:

Post a Comment