Pendahuluan
Setelah capek mikirin urusan jarum jam, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka oleh seseorang, teman saya mungkin. Sambil mendekati saya lalu dia berkata ""Heh tangi-tangi, jaréné meh mulih?". Dengan berat pun saya membuka mata dan bertanya sambil melihat tangannya yang ada jam tangannya "Wis jampiro iki?", "Jam papat”, jawabnya.
Selang beberapa menit setelah berkemas dan keluar ruangan, saya terganggu oleh peristiwa tadi. Yakni, kok dia bisa mengatakan “jam papat” padahal hanya tadi sepintas saya lihat jamnya tidak tertulis angka-angka namun titik-titik melingkar saja. Ah, mungkin karena faktor kebiasaan dia saja. Seperti pelajaran di perkuliahan dimana bahasa juga masalah kebiasaan, termasuk berbahasa Inggris yang dianggap sulit, dari dulu maupun sekarang.